Senin, 07 Desember 2009

Tugas Ekonomi, Uang dan Bank

http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-zulfiskend-546


Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito terhadap portofolio optimum saham-saham blue chips di bursa efek/ -- 2005

Analysis Influences of Inflation, Exchange Rate and Deposit Rate on Optimum Portfolio Blue-Chips Stock at Jakarta Stock Exchange

Master Theses from MBIPB / 2008-09-15 15:38:45
Oleh : Zulfi Skendra, MB-IPB
Dibuat : 2008-09-15, dengan 1 file

Keyword : Blue-chips, BEJ, Portofolio Optimum, Indeks Tunggal, Return Saham, Return Pasar, ERB, C, Indeks Sharpe, Indeks Treynor, Indeks Jensen, Studi Kasus.
Subjek : MANAJEMEN KEUANGAN
Nomor Panggil (DDC) : 26(26) Ske a


RINGKASAN EKSEKUTIF

ZULFI SKENDRA, 2005. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Bunga Deposito Terhadap Portofolio Optimum Saham-Saham Blue-chips di Bursa Efek Jakarta Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO dan SRI HARTOYO


Investasi saham di pasar modal tidak terlepas dari unsur return dan resiko (risk). Dua unsur ini memiliki hubungan yang positif; dimana semakin tinggi pendapatan yang akan diterima dari suatu investasi, maka semakin besar pula resikonya. Investor perlu melakukan kajian kondisi perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

Tidak semua perusahaan yang terdaftar di BEJ membukukan laba bersih, hanya perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi dan nilai kapitalisasi pasar yang baik yang dapat bertahan. Perusahaan ini dikategorikan kedalam saham-saham unggulan (blue-chips)

Pertanyaan yang timbul disini adalah apakah saham-saham unggulan ini sudah mempunyai portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang memberikan kemungkinan hasil tertinggi bagi suatu derajat resiko tertentu atau resiko yang paling rendah. Teori portofolio pertama kali dikemukakan oleh Harry Markowitz pada tahun 1956, kemudian mengalami pengembangan dan penyederhanaan yang membawa dampak besar pada implementasi teori tersebut dalam dunia keuangan. Salah satu model yang bisa dipergunakan dalam analisis portofolio adalah model indek tunggal. Pemakaian model indeks tunggal bisa meredusir jumlah variabel yang perlu di taksir, karena itu tidak perlu lagi ditaksir koefisien korelasi untuk menaksir deviasi standar portofolio. Beta yang dihasilkan juga merupakan variabel yang relatif stabil. Bagi pelaku pasar aspek keeratan hubungan antara model portofolio sekuritas yang dibentuk dengan pasar modal yang dicerminkan oleh koefisien determinasi (R-q) perlu diperhatikan.

Faktor makro ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja saham. Seperti dikemukakan oleh Syahrir (1995), kondisi makro sangat besar pengaruhnya, salah satunya adalah inflasi, maka indeks pasar tersebut juga terpengaruh oleh inflasi. Rizaldi (2000) juga menyampaikan hal yang sama, dimana inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja saham.

Informasi mengenai analisis pasar modal yang akurat perlu tersedia dalam upaya menarik minat investor. Informasi ini dapat menjadi pedoman bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Kendala-kendala yang masih dihadapi investor dalam kegiatan ini banyak sekali, salah satunya adalah:1. Fungsi dari return saham apa yang dapat digunakan dalam model indeks tunggal yang mempunyai derajat keeratan hubungan dengan pasar modal paling baik? 2. Bagaimana pengaruh penerapan portofolio optimum model indeks tunggal pada saham-saham blue-chips di BEJ? 3. Bagaimana pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito terhadap return pasar maupun return saham? 4. Bagaimana pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito terhadap jumlah jenis saham yang memenuhi portofolio optimum model indeks tunggal?

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kombinasi fungsi dari return saham dalam model indeks tunggal yang mempunyai derajat hubungan dengan pasar modal yang lebih baik atau layak digunakan untuk analisis portofolio. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi berapa jumlah jenis saham yang memenuhi portofolio optimum model indeks tunggal untuk saham-saham blue-chips di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan menganalisa sejauh mana pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito terhadap return pasar maupun return saham. Akhirnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perubahan jumlah jenis saham yang memenuhi portofolio optimum model indeks tunggal dengan memasukkan variabel inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito.

Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu kasus Bursa Efek Jakarta (BEJ) khususnya masalah portofolio. Jenis saham yang dijadikan sample adalah saham-saham unggulan (blue- chips) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dari kelompok LQ-45 pada periode tahun 2002 dan 2004 diambil 10 perusahaan dengan kategori blue chips (saham-saham unggulan) sebagai sampel penelitian dengan cara purposive.

Beberapa faktor atau kondisi yang mempengaruhi saham antara lain faktor fundamental, faktor teknis, faktor psikologis dan faktor spekulasi. Penelitian ini hanya berfokus kepada faktor eksternal, karena faktor ini tidak dapat dimanipulasi oleh pihak perusahaan dalam menjaring investor. Faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah faktor makro ekonomi. Beberapa penelitian sudah dilakukan tentang pengaruh faktor makro ekonomi ini terhadap kinerja saham, salah satunya adalah Rizaldi (2000). Hasil penelitian Rizaldi (2000); inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja saham. Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari hasil yang telah dilakukan oleh Rizaldi (2000), dimana faktor inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito yang mempengaruhi kinerja saham dilihat juga pengaruhnya terhadap portofolio omtimum khususnya untuk saham-saham blue-chips di Bursa Efek Jakarta.

Pengolahan dan analisis data dimulai dengan membentuk spesifikasi dari return saham. Data diolah dengan program Minitab versi 11. Dibutuhkan beberapa variabel untuk menentukan jenis saham yang masuk dalam portofolio optimum antara lain: return saham, excess return to beta ratio (ERB) dan cut off rate (C). Jenis saham yang masuk dalam portofolio optimum adalah saham yang memiliki nilai ERB > C.

Setelah ditentukan kandidat saham yang masuk dalam kriteria efisien, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan proporsi dana dari masing-masing saham dalam portofolio.

Untuk mengestimasi pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan bunga deposito terhadap return pasar maupun return saham digunakan persamaan simultan. Masing-masing portofolio yang terbentuk diukur kinerjanya dari tiga pendekatan yaitu: Indeks Sharpe, Indeks Treynor dan Indeks Jensen.

Terdapat delapan kombinasi yang memungkinkan untuk perhitungan return saham. Hasil kombinasi dari return saham yang dihitung dari harga penutupan akhir bulan atau monthly closing price (Rit(c)) dengan return pasar yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (Rmt(IHSG)); pendekatan standard (fungsi return saham 1); memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan fungsi lainnya. Untuk pembahasan selanjutnya fungsi return saham ini yang akan digunakan untuk analisis portofolio saham.

Semua perusahaan sampel (blue-chips) mampu menghasilkan return saham rata-rata positif. Saham ASII dan AALI menduduki peringkat atas jika dilihat dari return saham rata-rata; sebaliknya saham INDF menduduki peringkat paling bawah untuk seluruh saham sampel perusahaan (saham blue-chips) dari kurun waktu 2002-2004. Meskipun nilai mean return positif, ternyata excess return-nya ada yang negatif. Saham tersebut adalah saham GGRM dan saham INDF. Investor yang membeli saham yang memiliki excess return negatif termasuk kedalam investor yang tidak rasional. Dari 10 jenis saham yang diteliti, ternyata terdapat 8 jenis saham yang positif excess return-nya, yaitu: saham ASII, AALI, ISAT, TLKM, SMGR, RALS, UNVR dan HMSP. Investor yang membeli ke delapan jenis saham tersebut adalah investor yang rasional, karena investasi mereka dalam bentuk saham lebih menguntungkan dibanding jika ditabung (saving).

Rata-rata nilai beta saham berada diatas 1 (1,071) dan nilainya selalu positif; ; artinya saham tersebut tergolong kedalam saham yang agresif (agresif stock), karena saham tersebut merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar. Ada 2 saham yang nilai beta-nya lebih kecil dari satu, saham ini digolongkan kedalam saham yang defensif (devensive stock), yaitu saham yang kurang peka terhadap perubahan pasar. Saham tersebut adalah saham SMGR dan UNVR.

Sesuai dengan kriteria yang telah dikemukakan bahwa jika suatu saham memiliki nilai ERB>C maka jenis saham tersebut masuk kedalam portofolio optimum model indeks tunggal. Ternyata hanya lima saham dari sepuluh saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu: saham ASII, AALI, ISAT, TLKM dan SMGR.

Terlihat bahwa dalam kondisi ekonomi yang sedang bergerak ke arah perbaikan akibat dari resesi ekonomi yang melanda Indonesia dalam tahun-tahun belakangan ini, ini kelima perusahaan ini masih mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dari tingkat resiko pasar yang terjadi.

Proporsi dana dari masing-masing saham dalam portofolio; AALI menduduki peringkat pertama, diikuti oleh TLKM, SMGR, ASII dan terakhir ISAT. Keadaan ini dikarenakan saham Astra Agro Lestari mempunyai tingkat keuntungan bebas resiko yang dibandingkan dengan resiko sistematik dari pasar lebih besar dari saham lainnya dalam portofolio1. Sementara nilai resiko pasar paling kecil jika dibandingkan saham lainnya. Saham lainnya membagi angka nilai proporsi dana yang hampir merata, yaitu antara 15%-19%.

Inflasi dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap return pasar (IHSG), sebaliknya indeks nilai tukar, indeks nilai tukar bulan sebelumnya serta bunga bunga deposito pemerintah berpengaruh secara nyata.

Nilai F-hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk regresi analisis II menunjukkkan bahwa F-hitung (7.30) lebih besar daripada F-tabel (4.49)pada selang kepercayaan 99%. Uji-t menunjukkan bahwa variabel indeks nilai tukar (NT), indeks nilai tukar bulan sebelumnya (NT-1) dan bunga deposito pemerintah (B Dpst Pmrt) berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99%. Inflasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap return pasar (IHSG). Nilai koefisien determinasi (R-Sq) sebesar 49,3, menunjukkan bahwa variabel bebas dapat menerangkan 49,3 % dari variasi return pasar. Pada model tidak terlihat adanya kolonier ganda yang serius karena koefisisen determinasi (R-sq) selalu lebih besar dari koefisien korelasi partialnya (r-sq). Nilai Dw-hitung (2,45) lebih besar dari dL(1,28); hal ini menunjukkan bahwa dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi, baik itu positif maupun negatif.

Inflasi berpengaruh positif terhadap return pasar, keadaan ini terjadi karena jika inflasi bergerak naik menyebabkan harga output juga naik, pendapatan perusahaan akan naik, kinerja perusahaan naik, harga saham naik, indeks harga saham gabungan naik; begitu juga sebaliknya.

Indeks nilai tukar pada bulan bersangkutan berpengaruh positif terhadap return pasar (IHSG), hal ini dikarenakan peningkatan indeks nilai tukar (rupiah semakin menguat) pada bulan bersangkutan akan menyebabkan nilai jual barang semakin rendah, permintaan ekspor akan semakin tinggi, pendapatan perusahaan akan naik (terutama parusahaan yang berorientasi ekspor). Kinerja perusahaan juga akan bertambah yang pada akhirnya harga saham akan naik. Harga saham naik mengakibatkan Indeks harga saham gabungan juga naik, yang pada akhirnya return pasar (IHSG) juga bergerak naik.

Indeks nilai tukar bulan lalu berpengaruh negatif terhadap return pasar (IHSG), hal ini dikarenakan peningkatan indeks nilai tukar bulan lalu (t-1) (rupiah menguat), menyebabkan investor lebih memilih untuk investasi dalam bentuk dollar (harga dollar semakin rendah). Permintaan terhadap saham menjadi turun, harga saham turun yang diikuti oleh penurunan indeks harga saham; pada akhirnya return pasar juga turun.

Bunga deposito pemerintah berpengaruh negatif terhadap return saham (IHSG), hal ini dikarenakan peningkatan nilai bunga deposito pemerintah menyebabkan permintaan terhadap deposito bertambah dan disisi lain permintaan terhadap saham berkurang (pemodal lebih tertarik menanam di bank); akhirnya harga saham akan turun dan IHSG juga turun. Turunnya IHSG akan menyebabkan return pasar juga menurun.

Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa jenis saham yang masuk dalam portofolio optimum dengan adanya pengaruh inflasi, nilai tukar dan bunga deposito ternyata bertambah. Jenis saham yang masuk dalam kriteria optimum adalah saham ASII, AALI, ISAT, TLKM, SMGR dan UNVR. Terjadi penambahan saham yang masuk kriteria portofolio optimum, yaitu saham UNVR. Langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi dana dalam model portofolio 2. Saham TLKM menduduki peringkat pertama, diikuti oleh AALI, ISAT, ASII, SMGR dan terakhir UNVR.

Pengaruh inflasi, nilai tukar dan bunga deposito terhadap return pasar, mempengaruhi pula tingkat keuntungan dan resiko yang diterima oleh masing-masing saham. Telkom yang tadinya berada diperingkat dua sekarang menjadi peringkat pertama, Indosat yang tadinya peringkat terakhir sekarang menjadi peringkat tiga. Proporsi dana hampir merata nilainya untuk semua saham blue-chips yang diteliti, kecuali Unilever. Keadaan ini terjadi karena Unilever mempunyai tingkat keuntungan dan resiko yang dihadapi hampir sama.

Berdasarkan nilai indeks Sharpe pada portofolio 1, saham TLKM menduduki peringkat pertama, yang diikuti oleh ISAT, ASII, AALI dan SMGR. Artinya bahwa jika investor ingin menanamkan sahamnya pada satu jenis saham saja maka saham Telkom bisa menjadi prioritas dalam pertimbangan. Pada portofolio 2, saham TLKM kembali menduduki peringkat pertama, kemudian diikuti oleh ASII, ISAT, AALI, SMGR dan UNVR.

Jika diperhatikan indeks Sharpe dengan mengunakan portofolio I dan 2 terdapat perubahan yang besar, walaupun sama-sama menempatkan Telkom sebagai prioritas pertama, tetapi nilainya sangat jauh berbeda. Pada portofolio 2 nilai indeks Sharpe hampir merata untuk semua jenis saham, sedangkan pada portofolio 1 sebaliknya.

Sesuai dengan kriterianya, untuk kedua jenis portofolio nilai indeks Treynor tidak begitu berbeda jauh. Astra Agro Lestari menduduki peringkat pertama untuk kedua portofolio; artinya jika investor ingin menanamkan sahamnya pada berbagai portofolio saham Astra Agro Lestari bisa jadi prioritas pertama diikuti oleh Semen Gresik, Astra Internasional, Indosat, Telkom dan Unilever. Rata-rata nilai indeks Treynor untuk portofolio 1 lebih kecil dari dari portofolio 2, hal ini disebabkan oleh rata-rata nilai beta untuk portofolio 1 lebih besar jika dibandingkan dengan portofolio 2

Hasil perhitungan indeks Jensen untuk portofolio 1 menempatkan Astra Agro Lestari sebagai peringkat pertama yang kemudian diikuti oleh Astra Internasional, Indosat, Semen Gresik dan Telkom. Pada portofolio 2, menempatkan Astra Internasional sebagai peringkat pertama, yang kemudian diikuti oleh Astra Agro Lestari, Indosat, Semen Gresik, Telkom dan Unilever. Terdapat perbedaan nilai indeks Jensen untuk kedua portofolio; kedua portofolio memberikan nilai positif yang artinya bahwa keuntungan aktual dari suatu portofolio lebih besar dari keuntungan yang sesuai dengan persamaan SML (Security Market Line).

Bagi pelaku pasar yang membentuk portofolio dari sekuritas untuk pasar yang baru tumbuh seperti BEJ, aspek keeratan hubungan antara return saham dengan return pasar perlu diperhatikan. Semakin lemah hubungan keeratan semakin bias antara pengembalian yang diharapkan dengan pengembalian aktual.

Bagi investor di bursa efek, jangan terpaku pada kapitalisme pasar dan capital gain atau dengan kata lain jangan terpaku kepada saham-saham yang laris (blue-chips) saja. Terbukti bahwa tidak semua saham blue-chips masuk kedalam kriteria portofolio optimum.

Investor hendaknya mampu mewaspadai fenomena nilai tukar (Nt dan Nt-1) dan bunga deposito pemerintah. Ketiga indikator tersebut berpengaruh terhadap return pasar. Jika bunga deposito dan nilai tukar naik dan berlanjut dalam jangka panjang sebaiknya menjual saham, atau mendiversifikasikan portofolionya agar resiko dapat diminimumkan.

Sangat diperlukan penelitian lanjutan untuk mencari kombinasi antara return saham dan return pasar yang memberikan nilai koefisien determinasi yang lebih baik (derajat keeratan hubungan yang lebih tinggi). Diharapkan nantinya bias antara pengembalian yang diharapkan dengan pengembalian aktual dapat dikurangi.

Penelitian ini hanya terfokus kepada pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan bunga deposito terhadap return pasar maupun return saham. Pengaruh faktor-faktor lain terhadap return pasar maupun return saham masih cukup banyak, hal ini memberi peluang untuk penelitian lebih lanjut.
Deskripsi Alternatif :

Analysis Influences of Inflation, Exchange Rate and Deposit Rate on Optimum Portfolio Blue-Chips Stock at Jakarta Stock Exchange

Minggu, 15 November 2009

tulisan (etika bisnis)

Media Australia Beritakan "Pemerasan" Terhadap Pencari Suaka

ANTARA NEWS, Minggu, 15 November 2009 18:15 WIB

Brisbane (ANTARA News) - Media Australia, Minggu, menurunkan berita yang menuduh aparat Polisi Air (Pol Air) Indonesia menembaki perahu pengangkut 61 warga Afghanistan di perairan dekat Pulau Rote 13 November lalu karena para pencari suaka tidak bisa membayar lebih banyak uang suap yang diminta polisi.

Mengutip pengakuan seorang pencari suaka Afghanistan berusia 17 tahun yang kini ditahan di Pusat Penahanan Imigrasi Nusa Tenggara Timur (NTT), "Australian Associated Press" (AAP) melaporkan bahwa insiden penembakan itu justru terjadi setelah mereka menyerahkan 50 ribu dolar AS kepada satu kapal Pol Air.

Dalam insiden itu, seorang remaja berusia 17 tahun mengalami luka tembak di tangan dan pria berusia 30 tahun yang diyakini merupakan salah satu dari sembilan awak kapal pengangkut pencari suaka mengalami luka tembak di kakinya. Keduanya kini dirawat di salah satu rumah sakit di Kupang, NTT.

Menurut AAP yang mengklaim mewawancarai pencari suaka Afghanistan berusia 17 tahun dari Pusat Penahanan Imigrasi NTT itu, para pencari suaka sebenarnya sudah menyerahkan 50 ribu dolar AS kepada para awak sebuah kapal Pol Air yang memergoki perahu mereka dalam pelayaran menuju perairan Australia.

Namun, perahu pengangkut 61 pencari suaka Afghanistan itu kembali dihentikan satu kapal patroli Pol Air setengah jam kemudian.

Mengutip pengakuan sepihak remaja Afghanistan yang menjadi narasumbernya, AAP menyebutkan bahwa para awak kapal Pol Air kedua ini meminta para pencari suaka menyerahkan uang namun karena mereka tidak mampu membayar, perahu mereka tidak diizinkan untuk melanjutkan pelayaran.

Para pencari suaka yang yakin perahu mereka sudah berada di perairan internasional "memutuskan untuk terus berlayar". Selanjutnya terjadilah insiden penembakan yang tanpa didahului oleh peringatan apapun, kata remaja Afghanistan itu.

Berkaitan dengan penangkapan perahu pengangkut 61 orang warga Afghanistan itu, Jimmi, nelayan asal Maumere, Pulau Flores, yang terlibat dalam aksi penyelundupan para pencari suaka ini, mengatakan, setiap orang membayar Rp2,5 juta.

"Saya hendak menyeberangkan mereka ke Australia, dengan bayaran Rp2,5 juta per kepala," katanya di Kupang, Sabtu (14/11).

Ke-61 orang pencari suaka Afghanistan itu masih ditahan di markas Pol Air. Sebelumnya aparat kepolisian NTT juga berhasil menangkap 12 orang imigran gelap asal Timur Tengah. Mereka ditahan imigrasi Kupang.

Minggu, 11 Oktober 2009

TUGAS KELOMPOK

BAB I

PENDAHULUAN



Banyaknya provider yang marak saat ini, menimbulkan persaingan yang ketat antar provider GSM seperti provider tiga besar Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama (XL), sedangkan CDMA seperti Esia dan Flexi. Persaingan ini membuat para pengusaha provider memasang strategi yang tepat agar dapat menarik minat konsumen. Strategi yang digunakan para pengusaha provider harus “gila – gilaan” karena banyaknya brand baru yang bermunculan agar tetap bertahan ditengah persaingan saat ini. Perang tarif merupakan salah satu cara ampuh yang digunakan para pengusaha provider. Tarif yang ditawarkan masing – masing provider seperti Telkomsel Rp. 0,05 per detik, Indosat Rp. 0,01 perdetik, XL Rp 0.1 perdetik. Untuk menandingi tarif yang ditawarkan GSM maka Esia menawarkan layanan “bispak”. Bakrie Telecom (esia) merupakan operator telekomunikasi pertama di Indonesia yang perkembangannya sangat cepat dan salah satu provider yang menyediakan wireless pertama. Selain itu harga produknya yang murah membuat produknya diserbu para konsumen yang rata – rata kalangan menengah ke bawah. Keberanian Esia menantang tarif GSM dibuktikan dengan menawarkan layanan “Bispak” (bisa dipakai). Layanan “bispak” hanya dikenakan biaya Rp.2000 apabila konsumen ingin membandingkan tarif GSM (Telkomsel, Indosat, Excelcomindo) dengan tarif esia. Bakrie Telecom mempersilakan kepada seluruh pelanggan prabayar Esia untuk mencoba sesama GSM dengan mengirimkan SMS sesuai inisial kartu seluler GSM B, A, S, M, I (Bebas, AS, Simpati, Mentari, IM3) yang diinginkan ke nomor singkat 212. Apabila tariff GSM sesuai dengan tariff yang ditawarkan pada promosi penjualannya, maka Esia berani memberikan diskon 10%. Sedangkan apabila tariff GSM tersebut kemahalan, pelanggan dapat kembali lagi ke tariff esia secara gratis. Menurut Erik selaku perwakilan dari Bakrie Telecom, langkah ini merupakan “kegilaan” Bakrie untuk membuktikan bahwa tarif Esia merupakan yang termurah dari tarif GSM yang lebih mahal tiga kali untuk panggilan lintas operator dan bahkan lebih mahal 22 kali lipat untuk panggilan ke sesama operator.

BAB II

PEMBAHASAN




Contoh Kasus

Sindir tariff seluler ABC, PT. X tawarkan "PAKE BISA"



Rabu, 26/08/2009 13:25 WIB – Achmad Rouzni Noor II – detikinet
Jakarta – X menawarkan PEKE BISA kepada pelanggan X dengan biaya Cuma Rp 2000 kalau mau mencoba esame seluler prabayar milik operator tiga besar, Telkomsi, Indosart, dan Xtra Large, tanpa harus pakai kartu perdana GSM baru lagi.



Wakil Dirut X Encep Major menjelaskan, Pake Bisa merupakan singkatan dari fitur barunya, yakni “pake bisa Tarif Mana Pun”. Tarif yang ditawarkan adalah milik BASMI atau Bablas, Asal, Simpatik, Matahari, dan Im Sri..

“Lewat pake bisa yang kami tawarkan, kami ingin pelanggan X merasakan sendiri esame mana yang paling murah, X atau ABC,” kata Encep di sela peluncuran X PEKE BISA di Wisma nusantara, Jakarta , Rabu (26/8/2009).

X mempersilakan kepada seluruh pelanggan prabayar X untuk mencoba esame ABC dengan mengirimkan SMS sesuai inisial kartu seluler ABC B, A, S, M, I yang diingingkan ke nomor singkat 212.



“Pelanggan yang menggunakan esame ABC sesuai dengan esame yang dikenakan tiga operator seluler tersebut saat ini, akan kami beri bonus diskon 10%. Kalau mereka merasa esame provokatif Rp 0,1 milik operator ABC ini masih kemahalan, pelanggan boleh balik lagi ke esame X, gratis,” tukas Encep.



Menurut dia, langkah ini merupakan “kegilaan” X untuk membuktikan bahwa esame X merupakan yang termurah. “Sedangkan esame seluler ABC lebih mahal tiga kali untuk panggilan lintas operator dan bahkan lebih mahal 22 kali lipat untuk panggilan ke esame operator.”



Encep sendiri sadar, bahwa penggunaan kata “pake bisa” bisa menimbulkan konotasi dan interpretasi negatif, terlebih di bulan suci Ramadhan ini. “Kata pake bisa kami pakai setelah melalui perdebatan internal yang panjang. Akhirnya kami semua sepakat untuk tetap menggunakan singkatan ini dalam campaign kami. Buktinya, semua suka, kan ?” ( rou / ash )





http://www.perangtarifseluler.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1274&Itemid=61

Layanan X PAKE BISA ( PAKE BISA Tarif Manapun ) adalah sebuah layanan inovatif bagi pelanggan X untuk mencoba dan membandingkan tariff ABC lewat kartu X. Dengan layanan ini kita dapat mencoba tariff ABC dengan hanya satu kartu X tanpa harus berganti kartu.

Tabel Perbandingan Tarif ABC dan Tarif X dengan Menggunakan Layanan PAKE BISA

Provider


Tarif ABC


Tarif X

BABLAS


Rp. 600


Rp. 2000

ASAL


Rp. 1000


Rp. 2000

Simpatik


Rp. 1000


Rp. 2000

Matahari


Rp. 300


Rp. 2000

IM sri


Rp. 915


Rp. 2000



Pada layanan ini x mengenakan tarif SMS Rp.50 + Ppn untuk pendaftaran dan biaya peralihan ke tariff abc sebesar Rp.2000 + Ppn. Layanan ini bukan untuk mencoba kartu abc ke handphone x melainkan hanya untuk mecoba tariff ABC melalui handphone X dengan diskon 10 % dibandingkan dengan tariff yang diberikan X.



BAB III

PENUTUP




Kesimpulan yang dapat ditarik pada kasus di atas yaitu :

* Pada provider merek X menyediakan fasilitas untuk membandingkan tariff dengan ABC dengan nama “PAKE BISA” (PAKE BISA tariff manapun). Layanan ini membutuhkan tariff Rp. 2.000 apabila ingin mencoba tariff lainnya.
* Provider ABC yang ada pada layanan ini yaitu B, A, S, M, I (BABLAS, AsAL, SimpatiK, MATAHARI dan Im SRI
* Layanan ini hanya mencoba tariff ABC lewat X bukan memakai kartu ABC pada handphone X.

· Tarif X PAKE BISA dapat berubah-ubah sewaktu-waktu mengikuti perubahan tariff dari kelima merk ABC yang Anda pilih. Serta waktu maksimum yang dibutuhkan untuk menyesuaikan perubahan tarif yang sewaktu-waktu dilakukan oleh operator ABC adalah 14 hari terhitung sejak operator tersebut melakukan perubahan harga.

· Tariff promo ABC yang bisa diikuti oleh X PAKE BISA adalah tarif promo yang memiliki masa promo yang lebih dari 1 (satu) bulan.

· Tarif promo ABC yang akan diimplementasikan di X PAKE BISA adalah tarif promo ABC yang mengacu pada tarif ABC yang berlaku area Jawa.

Kamis, 08 Oktober 2009

TUGAS ETIKA BISNIS ( INDIVIDU )

Resume
Jasa konsultasi skripsi tumbuh bak jamur. Semula jasa ini hanya untuk perorangan saja, lama-lama meningkat menjadi jasa pemrosesan. Lama kelamaan jasa terus meningkat sampai memilihkan judul, menyediakan data, bahkan membuatkan penuh suatu skripsi.

Bisnis ini semakin menggiurkan karena banyak pejabat, bekas pejabat, eksekutif/pebisnis, bahkan kaum selebritis yang engambil program S3 menggunakan jasa ini karena tidak mempunyai waktu dan tidak ada motivasi untuk belajar dan menulis. Bisnis ini ternyata mempunyai perpustakaan berupa ratusan skripsi, tesis dan disertasi. Jasa yang diberikan antara lain sekedar memfotokopikan skripsi yang sesuai dengan topik sampai membuatkan skripsi tersebut. Konon tarif pembuatan skripsi ini berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Untuk tesis harga dapat mencapai Rp 2,5 juta.

Seorang pemberi jasa konsltasi yang cukup professional memberikan pendapatnya ketika ditanya apakah jasa semacam itu tidak menimbulkan hal yang kurang baik dan etis dalam konteks pendidikan nasional mengatakan bahwa tidak ada peraturan yang melarang bisnis ini, karena dilihat faktanya bisnis seperti ini sudah merajalela dan ia pun menambahkan bahwa tidak selamanya yang legal itu beretika.

Para pengguna jasa ini mengakui bahwa menggunakan jasa konsultan lebih enak dibandingkan harus bertemu dengan dosen pembimbing. Nyatanya dosen pembimbing begitu susah ditemui dan dihubungi, sedangkan jasa konsultan mudah ditemui dan dihubungi serta banyak memberikan saran dan ide-ide penulisan yang lebih baik.

Sedangkan beberapa dosen mengatakan bahwa beberapa dari kaum dosen cukup jengkel dengan proposal yang diajuka oleh mahasiswa karena bahasa yang digunakan amburadul sehingga para dosen susah untuk memahaminya. Ada beberapa dosen juga yang tidak setuju dengan skripsi dengan mengatakan bahwa skripsi hanya mengada-ada. Skripsi hanya menjadi beban dosen karena mereka merasa tidak realistic saja 10-15 mahasiswa harus dibimbing dalam satu semester.

Diskusi

a).Siapa sajakah pihak yang berkepentingan atau stakeholders (pemegang pancang) dalam kasus diatas (baik eksplisit maupun implisit) ?
Jawab :
Implisit : Pengguna jasa konsultasi (Mahasiswa, pejabat, pengusaha, selebritis,…)

Eksplisit : Mentri Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Dosen,…

b).Evaluasilah setiap argumen pihak yang terlibat dari prinsip atau teori hak (right), keadilan (justice), utilitarianisma (utilitarianism), egoism (egoism), dan kelukaan (harm) ?
Jawab :
Dari pendapat seorang pengamat pendidikan yang menyatakan bahwa fenomena ini adalah tragedy pendidikan nasional ada benarnya juga. Karena hal ini bisa mempengaruhi mental individu menjadi seseorang yang malas belajar dan berfikir. Apabila semua yang menjadi suatu kewajiban dari individu dijadikan bisnis, bisa membuat orang menjadi tidak mandiri dan disiplin.

Dari pendapat jasa konsultan. Mareka melihat suatu peluang bisnis baru yang sangat mengiurkan dan mungkin jarang ada di Negara lain. Motif mereka semata adalah ekonomi. Tidak memikirkan dampak psikologis yang akan diterima si individu. Mereka tidak salah juga, karena tidak ada satu undang-undang pun yang melarang mereka untuk membuka bisnis ini.

Dari pendapat para pengguna jasa termasuk mahasiswa. Mereka juga menganggap skripsi adalah suatu kewajiban yang mengada-ada. Karena toh skripsi tidak dipakai dalam dunia kerja. Ditambah lagi mahasiswa juga jenuh berurusan dengan para dosen pembimbing mereka yang sulit untuk dihubungi dan ditemui. Beda halnya apabila dengan jasa konsultan. Sudah aksesnya gampang untuk ditemui dan begitu teliti dalam memberi saran bahkan mereka siap untuk membuatkan skripsi, tentu dengan bayaran yang setimpal. Hal ini membuat mental individu menjadi semena-mena dan menganggap semua bisa jadi gampang dengan uang.

Dari pendapat dosen pun terlihat betapa jenuhnya mereka dengan pekerjaan bimbingan yang begitu menumpuk. Buktinya mereka tak segan-segan untuk meng-ACC skripsi walaupun mereka tidak mengerti dengan isinya.

c).Setujukah anda dengan pernyataan tiap pihak dalam kasus? Dapatkah tiap pihak dikatakan bersikap tidak etis?
Jawab :
Saya sendiri lebih setuju dengan pihak penyelenggara jasa konsultasi. Karena di Indonesia lahan apapun bisa dijadikan ladang untuk mencari uang. Selama tidak ada peraturan yang mengatur tentang ini,,ya jalankan saja. Toh banyak membantu orang lain juga dan pasti dibutuhkan.

Dan kalau ditanya apakah pendapat tiap-tiap pihak dikatakan tidak etis saya rasa itu adalah kebebasan orang untuk berbicara. Orang bisa berpendapat apapun, asal tidak merugikan atau menjelek-jelekan orang lain. Kalau saling mengumpat dan menjelek-jelekan, baru dikatakan tidak etis atau kurang baik.

d).Masalah etis apa saja yang dapat ditimbulkan oleh adanya jasa konsultasi skripsi ?
Jawab :
Seperti yang dikatakan pakar pendidikan diatas, hal ini bisa menimbulkan tragedi pendidikan nasional. Dimana terjadi kemunduran sikap dan mental seseorang yang bisa merubah orang menjadi tidak mandiri dan tidak disiplin. Karena menganggap semua bisa selesai dengan uang tanpa harus bersusah-susah.

e).Haruskah jasa pembimbingan/konsultasi skripsi dilarang? Jelaskan argument anda dari sudut pandang etika ?
Jawab :
Menurut pendapat saya jangan dilarang. Jasa ini sangat membantu para mahasiswa dalam proses pembuatan skripsi apabila yang menjadi dosen pembimbingnya susah untuk ditemui dan dihubungi.

f).Bagaimana pandangan anda terhadap prinsip etika bisnis “What is legal is ethical” (asal tidak melanggar hukum ya etis) ?
Jawab :
Saya setuju…karena terlalu banyak aturan juga tidak baik. Bahkan sering sekali ditemui orang-orang yang jelas-jelas tau hukum tapi tetap melanggar juga. Hematnya, apapun yang bisa dilakukan untuk orang lain dan tidak ada hukum yang mengatur ya lanjutkan saja.

Selasa, 22 September 2009

Tulisan 1 (Portofolio)

BEDAKAN USAHA MIKRO

Jakarta, KOMPAS, Jum'at 18 September 2009

Wakil ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Usaha Mikro,kecil dan Menengah(UMKM). Sandiaga S. Uno mengemukakan ringkasan " Boarsmap Pengembangan UMKM dan Koperasi". Sandiaga menjelaskan jumlah usaha mikro di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik telah mencapai 50,7 juta unit atau mencapai 98,9 persen dari jumlah unit UMKM.Sementara itu usaha kecil menengah mencapai sekitar 520.220 (1,01 persen), usaha menengah 39.660 (0.08 persen) dan usaha besar 4.370 (0,01 persen).
"Pemerintahan baru haruslah mengupayakan 'kenaikan kelas' dari seluruh unit usaha tersebut. Pengusaha mokro harus bisa naik menjadi pengusaha kecil, begitu juga pengusaha kecil harus naik ke pengusaha menengah. Lalu pengusaha menengah bisa naik ke pengusaha besar", ujarnya.Selama ini pemerintah salah kaprah dalam membantu usaha mikro melalui pendekatan pembiayaan kredit mikro. Mekanisme perbankan selalu dipakai untuk melayani usaha mikro atau pemerintah sudah memersepsikan usaha mikro dengan subsidi sebagai bantuan untuk usaha mikro.
Sejumlah departemen sudah mengarahkan perhatian pada usaha mikro. Namun pendekatannya masih menggunakan mekanisme subsidi dan melibatkan perbankan. Undang-undang Lembaga Keuangan Mikro sendiri gagal dalam setiap pengkajiannya.
Kadin ingin mengupayakan pembiayaan usaha mikro didekati dengan cara memberikan kredit terlebih dahulu dengan mencermati berbagai keubggulan usaha mikro. Jadi pelaku usaha mikro memiliki peluang menjadi pengusaha kecuil atau menengah.
Menurut Sandiaga, pendekatan ini pun berbeda dengan koperasi simpan pinjam. Kalau koperasi simpan pinjam orang harus menabung dahulu, baru diperbolehkan meminjam uang untuk modal usaha.
Ketua yayasan Bina Swadaya Bambang Ismawan mengatakan, " Sangat besarnya usaha mikro semestinya menjadi kesadaran bersama, khususnya pemerintah untuk meningkatkan kelas usaha mikro. Jadi sah-sah saja dibentuk lembaga baru pada pemerintahan mendatang".
Menurut Bambang, pemodalan usaha mikro terus tergerus inflasi. Peran pemerintah sangatlah dibutuhkan.